"Kalau Pilgub 2007 diikuti hanya dua pasang calon, maka pilgub nanti akan diikuti sekitar tiga atau empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur," jelas Siti saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.
Meski saat ini banyak bakal calon sudah mulai mengumbar janji, Siti meyakini, akan banyak balon berguguran atau beralih mencalonkan sebagai wakil gubernur.
"Yang ketahuan itu kan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. Kelihatannya partai lain, seperti Golkar dan PDIP itu ingin maju juga. Mungkin dua partai ini akan mencari partai-partai kecil untuk berkoalisi dan bergabung mengusung calonnya," ujarnya.
Dia meyakini, calon independen bakal hadir di Pilkada DKI, nanti. Pasalnya, lanjut dia, usulan calon independen itu diawali saat menjelang Pilgub DKI 2007.
"Ruh calon independen itu lahir saat Pilkada DKI 2007, jadi dipastikan akan ada calon melalui jalur independen. Apalagi, waktu 2007 calon independen masih belum tercapai," ujarnya.
Dia menilai, proses Pilkada DKI 2012 akan menarik perhatian banyak kalangan. Pasalnya, Jakarta merupakan miniatur Indonesia. Mengenai incumbent Fauzi Bowo yang ingin maju lagi, Siti mengatakan, kemungkinan itu bisa terjadi. Hanya saja, lanjutnya, jika Foke maju lagi, maka akan mendapat kritikan pedas dari para pesaingnya.
"Slogan yang dulu pernah dibawa Fauzi Bowo akan jadi boomerang baginya. Slogan itu akan jadi senjata bagi calon lain untuk mengkritiknva," ungkapnya.
Senada dengannya, pengamat kebijakan publik DKI, Amir Hamzah memprediksi, Pilkada DKI 2012 akan diikuti lebih dari dua pasang calon. Kalau merujuk pada aturan mainnya, papar Amir, parpol yang diperbolehkan mengajukan cagub hanya parpol yang memiliki 15 persen suara di DPRD. Jika ditotal, Partai Demokrat dan PKS itu adalah 56 persen, maka sisanya masih ada 44 persen lagi. Dari 44 persen itu, lanjutnya, dimungkinkan gabungan partai mampu mencalonkan dua pasang calon lagi.
"Itu kalau partai-partai kecil itu berpencar. Jadi calon yang diusung dari parpol itu maksimal empat pasang," jelas Amir kepada Rakyat Merdeka.
Bahkan, dia memperkirakan Pilgub DKI nanti akan banyak mendapat perhatian ketimbang daerah-daerah lain. Selain ibukota negara, Jakarta merupakan kota yang memiliki PAD terbesar, sehingga diminati orang-orang yang memiliki uang untuk duduk di kursi DKI.
Sumber: Rakyat Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar